Senin, 30 Januari 2017

Air Terjun CAWANG - Kedungjati grobogan


Kedungjati, 30 januari 2017

Kedungjati adalah salah satu kecamatan dikab.grobogan kecamatan Kedungjati ini memang begitu jauh dari pusat kabupaten ( purwodadi ) namun dekat dengan kota salatiga dan berbatasan dengan kabupaten tetangga ( boyolali/kab.semarang ).

Kedungjati memang jauh dari pusat kabupaten namun Kedungjati ternyata juga mempunyai keindahan alam yg masih tersembunyi dan jarang dijamah oleh warga sekitar, tentu yg baru2 ini lagi ramai diperbincangkan dimedia sosial digrup fb I LOVE KEDUNGJATI yaitu AIR TERJUN CAWANG.
lokasinya berada didusun pepe ds.prigi kec.Kedungjati,


pic : dusun pepe desa prigi kec.kedutngjati

pada awalnya pembina grup pak "sahid danuji" meminta untuk seluruh warga ILK atau warga Kedungjati agar masing2 desa dimohon memberikan informasi tentang lokasi yg cocok untuk dikembangkan menjadi tempat wisata dikedungjati kerena yg tau kondisi alam ya warga lokal sendiri lalu ada warga yg berkomentar memberi informasi tentang keberadaan AIR TERJUN CAWANG yg masih belum banyak dijamah oleh warga sekitar,
















                             pic : warga penasaran dengan keberadaan air terjun dikedungjati

kemudian akun fb "seputar Kedungjat" berinisiatif untuk mempublikasikan keberadaan air terjun ini lalu admin seputar Kedungjati memberikan informasi ke akun fb "grobogan Corner" tentang keberadaan air terjun cawang kemudian salah satu anggota dari grobogan Corner pak "agus mujayanto" datang kekedungjati untuk melihat air terjun cawang,

pic : pak agus mujayanto mengunjungi AIR TERJUN CAWANG

beliau "mengatakan" warga sekitar sangat ramah saya bertanya lokasi air terjun cawang kepada warga pepe langsung diantar sampai kelokasi tujuan.

pic : pak agus berintraksi dengan warga pepe

Akhirnya membuat akun instagram @infokedungjati lebih sering mempublikasikan tentang keberadaan air terjun cawang agar semakin dikenal warga loka maupun luar Kedungjati, dan tak perlu waktu lama air terjun ini semakin ramai pengunjung






pic : warga mulai berdatangan mengunjungi AIR TERJUN CAWANG


Selasa, 24 Januari 2017

Stasiun Kedungjati salah satu tertua diindonesia


Kondisi Stasiun KEDUNGJATI ( saat ini )

STASIUN KEDUNGJATI
Jika dengar nama Kedungjati pasti yang pertama dalam pikiran kalian adalah Stasiun, stasiun Kedungjati adalah salah satu stasiun TERTUA diindonesia stasiun ini juga menjadi saksi bisu kejayaan perkeretaapian diindonesia.


Jalur kereta yang melintas dikedungjati adalah SEMARANG - SOLO dan KEDUNGJATI - AMBARAWA jalur Kedungjati - ambarawa saat ini masih tahap pembangunan ulang setelah puluhan tahun mati suri.


STASIUN KEDUNGJATI ini mempunyai banyak keunikan mulai dari bangunan dan stasiun ini sering dibilang STASIUN KEMBAR dengan ambarawa, karena arsitekturnya sama AMBARAWA dengan nama lain ( Willem 1 ) sedangkan KEDUNGJATI dengan nama lain ( Willem 2 )


Ada 2 kereta yg saat ini berhenti menaik turunkan penumpang distasiun Kedungjati yaitu :


1.) KA KALIJAGA
KA KALIJAGA kereta tujuan semarang - solo dengan tarif yg cukup terjangkau hanya 10 ribu tarif datar jauh dekat sama 10rb.
JADWAL KA KALIJAGA ( MASIH BERLAKU )

2.) KA MAJAPAHIT
KA MAJAPAHIT melayani perjalanan ps.senen/JAKARTA - MALANG dan BERHENTI* distasiun Kedungjati
*jika arah Jakarta - malang berhenti, namun arah sebaliknya malang - Jakarta tidak berhenti.

Minggu, 22 Januari 2017

SONDE petilasan sunan KALIJAGA





PETILASAN SONDE KEDUNGJATI
Adanya petilasan SONDE ( Ngaso Lan Semende ) di Kedungjati, berhubungan dengan akan dibangunya MESJID AGUNG DEMAK dan kerajaan Demak Bintoro. Adanya petilasan tersebut, terjadi karena Kanjeng Sunan Kalijaga beristirahat sejenak dan melepas lelah saat sunan kalijaga kelelahan mencari kayu jati.




TERJADINYA PETILASAN SONDE.
Singkat cerita, Kanjeng Sunan Kalijaga saat memimpin para Santri yang sedang bekerja sudah mulai merasa kelelahan, maka sunan kalijaga langsung istirahat dan bersandar di pohon RANDU ALAS. Karena angin sumilir(sepoi2), membuat Kanjeng Sunan Kalijaga tertidur lelap sambil bersandar(semende) dipohon RANDU ALAS tadi. Hingga memuat para santri tidak ada berani membangunkan, malah membuat pekerjaan diperpelan suaranya agar suara gemuruh tidak membuat Kanjeng Sunan Kalijaga terbangun. Oleh para Santri tempat tadi dinamakan SONDE. Yang berarti NGASO LAN SEMENDE ( istirahat dan bersandar ).

Petilasan Sonde tadi lokasinya ada di Kedungjati, atau tepat berada didepan kantor Kecamatan sekarang, adanya disebrang jalan kantor kecamatan kedungjati. Petilasan tadi hingga sekarang masih terus dijaga warga desa, malah sonde tadi dijadikan PUNDEN.
POHON RANDU ALAS ( randu hutan ) yang dibuat tidur Kanjeng Sunan Kalijaga, hingga sekarang masih BERDIRI KOKOH jika dari arah gubug/purwodadi ada sisebelah kiri jalan, jika dari arah kota salatiga ada dikanan jalan setelah pasar -/+500m dari pasar kedungjati dan berada ada pinggir kali Tuntang.
Masih ada warga desa Kedungjati atau warga desa lainya, yang berdatangan dipetilasan Sonde tadi. Katanya hari yang paling baik buat ziarah disonde adalah hari selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon.


sumber : Kluyuran/Mbah Bedjo

Jumat, 20 Januari 2017

TRADISI ASRAH BATIN - KEDUNGJATI GROBOGAN

Cerita ASRAH BATIN desa kakak beradik
pic : liputan net tv jawa tengah

Seperti halnya saudara kandung, seorang kakak tidak boleh menikah dengan adiknya. Begitu juga hubungan kedua desa bersaudara, Ngombak dan Karanglangu. Tidak boleh ada pernikahan antara penduduk kedua desa tersebut. “Karanglangu itu kakak dan Ngombak itu adiknya,”Kepala Desa Karanglangu.
 Karanglangu dan Ngombak, keduanya terletak di daerah yang sama yaitu Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan. Bentangan sungai besar Kedungmiri ( aliran KALI TUNTANG ) yang membuat jarak antara keduanya. Setiap dua tahun sekali sang kakak selalu mengunjungi adiknya. Peristiwa ini yang dinamakan Upacara Asrah Batin. Dalam bahasa Indonesia berarti menyerahkan atau memasrahkan perasaan.


 pic : kepala karanglangu diarak menuju rumah kepala desa ngombak

A. Tamsir A., Ma. Pd yang dipercaya sebagai pemimpin Upacara Asrah Batin menceritakan bahwa hubungan kedua desa ini sudah ada sejak adanya desa tersebut. “Ceritanya bermula dari janda yang sering dikenal dengan nama Mbok Randha Dhadhapan. Dipanggil begitu karena dia tinggal di Desa Dhadhapan. Anak laki-lakinya bernama Kedhana dan anak perempuannya bernama Kedhini”, ungkap guru Sekolah Dasar ini layaknya mendongeng.
 Suatu hari Kedhana dan Kedhini pergi dari rumah karena dimarahi oleh ibunya. Ketika dalam perjalanan mereka terpisah satu sama lain. Kedhana menetap di Desa Karanglangu dengan nama Raden Bagus Sutejo dan Kedhini menetap di Desa Ngombak dengan nama Raden Ayu Mursiyah.
 Bertahun-tahun kemudian, Sutejo bertemu kembali dengan Mursiyah dan mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Tak diduga mereka saling jatuh cinta, bahkan serius ingin melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. “Nah, sebelum menikah, baru tahulah mereka satu sama lain kalau mereka kakak beradik. Ada bekas luka di pelipis sebelah kiri Raden Bagus Sutejo. Luka yang mengingatkan keduanya tentang kejadian sebelum mereka pergi dari rumah yaitu luka bekas dipukul ibunya,” sambil menunjukan makam Raden Ayu Mursiyah, Sugiarto, sang juru kunci menceritakan.
 Pertemuan ini yang memupuskan cinta kasih dan rencana pernikahan mereka. “Setelah diceritakan semua kejadian yang dialami masing-masing, merekapun terharu dan menangis. Tangisan ini merupakan tangis kebahagiaan karena dapat bertemu lagi antara kakan dan adik,” jelas Tamsir dalam makalahnya “Cerita Asrah Batin”.


pic : lurah ngombak menunggu kedatangan lurah karanglangu dipinggir kali TUNTANG, bersama DUTA WISATA GROBOGAN

Dalam makalahnya, Tamsir mengungkapkan bahwa untuk menjaga hubungan persaudaraannya, Kedhana alias Raden Bagus Sutejo dan dan Kedini alias Raden Ayu Mursiyah membuat suatu perjanjian. Setiap dua panenan sekali sang kakak akan mengunjungi adiknya  Ngombak bersama sanak kadang, tetangga serta masyarakat Desa Karanglangu. Dan si adik beserta seluruh masyarakat Ngombak akan menjemputnya di tepi Sungai Kedungmiri, tempat mereka bertemu kembali.



Pic : Ribuan rombongan warga karanglangu sedang menyebrangi KALI TUNTANG

Setelah Sutejo dan Mursiyah meninggal, upacara ini tetap dilaksanakan dengan pemerannya adalah Kepala Desa Karanglangu dan Kepala Desa Ngombak. Kepala Desa Karanglangu datang dengan naik kuda diiringi oleh warga masyarakatnya menempuh perjalanan kurang lebih tujuh kilometer dan menyeberangi sungai. Dengan membawa makanan kesukaan adiknya yaitu minuman dari air tape yang disebut Badhek. Sedangkan sang adik menyiapkan sambutan dengan mengadakan “Beksan Langen Tayub” dengan diiringi “Gendhing Eling-eling Boyong” serta makanan kesukaan kakaknya Bothok Ikan Mangut.
 Selama bertahun-tahun masyarakat Karanglangu dan Ngombak melaksanakan tradisi Asrah Batin ini. Kepercayaan warga setempat, jika melaksanakan upacara ini akan mendapat keberuntungan dan jika tidak dilaksanakan akan terjadi bencana.




Upacara TRADISI ASRAH BATIN tersebut dilaksanakan 2tahun sekali yaitu pada tahun genap di bulan Ruwah hari Minggu Kliwon


 Ribuan warga dari berbagai daerah seperti kab.grobogan bahkan kota2 tetangga semarang/salatiga/boyolali/ambarawa juga sangat antusias dengan tradisi 2tahunan yang hanya ada satu-satunya dinusantara ini.

pic : ribuan warga ngombak dan para wisatawan dari kota tetangga menunggu kedatangan warga desa karanglangu.






Kamis, 19 Januari 2017

Sejarah terjadinya Kedungjati tak lepas dari awal berdirinya mesjid agung demak

Sejarah terjadinya KEDUNGJATI.
Kurang lebihnya tahun 1470, di Glagahwangi Demak ada pertemuan antara raja Demak, Raden Patah dan para Wali. Hasil dari pertemuan tadi, Raden Patah dengan para Wali akan mendirikan masjid dan kraton Demak, lalu Kanjeng Sunan Kalijaga yang diperintah mencari material Kayu jati. Kanjeng Sunan Kalijaga lalu mengajak para santri pergi kearah Selatan menyusuri kali TUNTANG menuju Hutan yang Kayu jatinya sangat bagus, ditengah2 perjalanan Kanjeng Sunan Kalijaga memerintahkan supaya para santri untuk istirahat sejenak, para Rombongan merasakan, tempat istirahatnya seperti berada ditengah tengah hutan blantara Jati.


Lihat keadaan seperti ini, lalu Kanjeng Sunan KALIJAGA memberi nama daerah ini dengan nama ‘KEDUNGJATI’ yang berarti KEDUNG(pusat/banyak pohon JATI ), yang diperkirakan nanti bakal jadi desa yang maju dan ramai.



Setelah itu Kanjeng Sunan Kalijaga memerintahkan, agar para santri cepat Memilih dan langsung menebang Pohon jati. Hutan yang tadinya sepi, malah menjadi rame karena terdengar suara para santri menebang pohon. Karena dengar suara aneh hewan hewan disekitar hutan pun pergi menjauh. Berminggu minggu dan berbulan bulan berada diderah tersebut, melaksanakan perintah dari raja dan para wali. Pohon jati yang sudah ditebang tadi dibuat balokan, lalu ditarik rame-rame hingga sampai pinggir kali Tuntang. Setelah semuanya kumpul lalu dirakit dibuat rakit, yang nantinya akan dihanyutkan dikali TUNTANG hingga sampai DEMAK.


sumber : Kluyuran/Mbah bedjo

Tanggungharjo dulu Kedungjati

TANGGUNG HARJO
Tanggung harjo adalah salah satu kecamatan dikab.grobogan, dulu tanggung masih dalam satu wilayah dengan kec.KEDUNGJATI namun sekitar tahun 88-90 Tanggung DIMEKARKAN menjadi kec.TANGGUNGHARJO
TANGGUNG HARJO berbatasan dengan kec.kedungjati,kec.gubug,kec.tegowanu,dan kab.DEMAK
TANGGUNG HARJO dilintasi 2 jalan PROVINSI yaitu Jl.raya Gubug - Kedungjati dan Kapung - Tegowanu
Banyak keunikan yg ada ditanggungharjo ini
Contohnya :
Ada wilayah yang mayoritas beragama KRISTEN yaitu KALICERET karena tak lepas dengan jaman masa kolonial belanda.
Kaliceret berada dijalan raya GUBUG - KEDUNGJATI
Dulu kaliceret mempunyai RUMAH SAKIT KRISTEN dan menyediakan rawat inap, namun sekarang bangunan dibongkar dan material dijadikan RUMAH SAKIT YAKKUM PURWODADI
Ditanggungharjo juga ada tempat wisata yang patut dikunjungi tepatnya didesa MRISI ( bekas tambang batu kapur )
TANGGUNG HARJO menjadi saksi bisu perkereta apian indonesia karena mempunyai salah satu STASIUN TERTUA ( stasiun tanggung ) dan jalur TERTUA ( semarang - tanggung )


Post pertama 19/01/17
KEDUNGJATI KOTA KECIL SEJUTA KENANGAN