Rabu, 02 Agustus 2017

MAKAM PAHLAWAN KEDUNGJATI - Grobogan

Makam Pahlawan Kedungjati

Adanya MAKAM PAHLAWAN KEDUNGJATI tak terlepas dari peristiwa Agresi Militer Belanda pertama pada tahun 1947. Kala itu pemerintah Belanda ingin kembali menguasai wilayah Indonesia yang ditinggal pergi Jepang lantaran kalah perang melawan sekutu.

Tentara Belanda masuk ke tanah Jawa melalui laut dengan membonceng pasukan sekutu. Mereka juga dikirim ke daerah Salatiga dan Ambarawa untuk memperkuat pertahanan. Tentara Belanda dari daerah Jepara dan Kudus, dikirim ke Salatiga dan Ambarawa melalui Kedungjati.

Mengetahui hal itu tentara Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dari arah Boyolali kemudian sering melakukan pencegatan dan penyerangan di daerah Kedungjati. Tujuannya untuk mengusir tentara Belanda di wilayah tersebut. Keberanian tentara BKR memang sangat mengagumkan, mengingat anggotanya terdiri dari Tentara Pelajar (TP) yang masih sangat muda-muda dan berumur sekitar 16 sampai 18 tahun.

Para tentara BKR, menjadikan jembatan Tuntang ( Branggah ) sebagai basis pertahanan terdepan. Karena melihat persenjataan tentara Belanda yang lengkap, jembatan kayu yang melintang di sungai Tuntang dihancurkan dengan trek bom.

JEMBATAN BRANGGAH TEMPO DULU konstruksi KAYU
By : Agung Wahyu Jatmiko 

Maksud penghancuran jembatan tersebut, supaya truk pasukan tentara Belanda tidak bisa masuk dan menyerang pertahanan mereka di sebelah selatan sungai Tuntang.

Pada suatu ketika tentara BKR melakukan pencegatan, terhadap pasukan Belanda yang datang dari arah utara. Pencegatan di lakukan di Jembatan Turunan, yang akan masuk ke Desa Kedungjati.

Lantaran kalah persenjataan, tentara BKR terpaksa mundur ke Desa Kentengsari. Rupa-rupanya tentara Belanda melakukan pengejaran, hingga sampai di sebelah utara sungai Tuntang. Ada tentara BKR yang terlambat menyeberang, sehingga menjadi sasaran empuk peluru tentara Belanda. Banyak pejuang yang gugur di tempat tersebut. Jasadnya kemudian hanyut terbawa air Sungai Tuntang.

Setelah keadaan dirasa aman, tentara BKR yang selamat mencari teman-temannya yang gugur dan hanyut di sungai Tuntang. Dengan bantuan dari beberapa warga, mereka dapat menemukannya. Melihat situasi dalam peperangan belum kondusif, beberapa tentara BKR yang gugur dan berhasil ditemukan itu dimakamkan di pemakaman umum Desa Padas.

Sementara itu, para tentara BKR yang gugur di pinggir jalan utara pasar, dimakamkan oleh warga desa Kedungjati di sebelah barat pinggir jalan. Sekitar tahun 1950an, jenazah tentara BKR yang dimakamkan di desa Padas dipindah ke sebelah utara pasar Kedungjati.

Dengan adanya kebijaksanaan dari Pemerintah Kabupaten Grobogan, tempat makam para pejuang itu dijadikan TAMAN MAKAM PAHLAWAN KEDUNGJATI.

Makam Pahlawan Kedungjati

Demikian juga untuk warga desa Padas, yang ingin mengenang para pejuang yang pernah dimakamkan di desa Padas. Mereka mendirikan sebuah tugu, yang terletak di pertigaan desa Padas.
Tugu desa Padas

Berikut nama-nama pejuang yang dimakamkan di MAKAM PAHLAWAN KEDUNGJATI

Data nama pejuang yang dimakamkan di makam pahlawan kedungjati

Setiap malam 17 Agustus, di Taman Makam Pahlawan tersebut selalu dilaksanakan upacara renungan dimulai pukul 00:00 Wib. Acara ini rutin dilaksanakan setiap tahun.

Renungan malam di makam pahlawan kedungjati


Sumber/penulis : Kluyuran/Mbah Bedjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar